Translate

Selasa, 05 Mei 2015



Walikota Medan Tinjau UN di SMP Harapan 1





Walikota Medan Tinjau UN di SMP Harapan 1
Walikota Medan Dzulmi Eldin meninjau UN hari pertama di SMP Harapan 1.

TRANSPARANSY.COM, Medan –
Pelaksanaan hari pertama Ujian Nasional (UN) Tingkat SLTP di Kota Medan berjalan lancar.

Hal ini dikatakan Walikota Medan Dzulmi Eldin saat meninjau UN di SMP Harapan 1, Jalan Imam Bonjol, Medan, Sumatera Utara (Sumut), Senin (4/5/2015). 

Dalam peninjauan ini Walikota didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Marasutan Siregar dan diterima Kepala SMP Harapan 1 H. Ojak Manurung.
Murid yang ikut ujian sebanyak 163 orang menggunakan 9 ruangan.

Eldin berharap UN dapat menolong para peserta ujian untuk lulus.
Apapun yang mereka dapatkan merupakan suatu keberhasilan, dan hasilnya nanti tidak mutlak dari UN tetapi juga ditinjau dari evaluasi rapor dari kelas satu sampai kelas tiga.
Inilah yang menjadi pertimbangan kelulusan para peserta UN. Para peserta ujian diminta berlaku jujur, karena penilaian ini adalah untuk kepentingan siswa sendiri.

UN SLTP di Kota Medan diakui belum menggunakan sistem komputerisasi. Hal ini dikarenakan belum adanya kesiapan sekolah di Medan, seperti peralatan. Mudah-mudahan tahun depan Medan mulai melakukan komputerisasi. 

"Tahun depan kita akan melakukan penambahan peralatan komputer dan mengimbau semua sekolah di Medan melakukan komputerisasi," ujar Eldin.

Menurutnya, untuk distribusi naskah ujian berjalan lancar dan tidak ada kendala. Diharapkan kondisi ini sampai UN berakhir. Untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan UN sudah dilakukan antisipasi. Para pengawas ujian sudah diingatkan dan juga pihak sekolah, karena UN bukanlah segala-galanya. Sebab ada evaluasi yang dilakukan dalam rangka sampai sejauh mana para siswa dapat menerima mata pelajaran.

Kepala SMP Harapan 1 H. Ojak Manurung menambahkan untuk saat ini Sekolahnya belum dapat mengadakan ujian secara online karena keterbatasan komputer, harapannya kemungkinan di tahun depan dapat terlaksana di sekolahnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Marasutan Siregar mengatakan peserta yang mengikuti UN SLTP di Medan sebanyak 46.457 orang, jumlah sekolah yang mengikuti UN untuk SMP Negeri dan Swasta sebanyak 341 sekolah, sedangkan MTs Negeri dan Swasta sebanyak 69 sekolah. 

Pada hari yang sama, Sekda Medan Syaiful Bahri Lubis didampingi Kadispora Abdul Azis meninjau pelaksanaan UN di SMP Negeri 1, Jalan Bunga Asoka. Sekda diterima Kepala SMPN 1 Syahril Harahap. Jumlah siswa yang mengikuti UN sebanyak 256 siswa, dengan menggunakan 13 ruangan.
( Reportase by Xall )

Minggu, 03 Mei 2015


Insinyur yg Rela Pulang Kampung Jadi Petani Sukses



TRANSPARANSY.COM
Siapa sangka sosok seorang pria yang turun ke pematang sawah, berbecek-becekan dan bersimbah lumpur adalah sarjana pertanian, kebanyakan orang akan mengira pria itu adalah petani tulen.
Saking cintanya dengan dunia pertanian, putra asli Purbalingga ini setelah lulus dari (Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 1995, ia pulang ke kampungnya dan bertekad memajukan pertanian dan meningkatkan derajat petani di tanah nenek moyangnya.

Wajar saja, Saein sering mendapat cemoohan dari masyarakat sekitar.
Pada masa-masa awal menekuni profesi sebagai petani hingga lima tahun lamanya, sering mendapatkan cemooh dan cibiran dari masyarakat sekitar.

Ungkapan dan pertanyaan yang bernada sinis sudah menjadi menu sehari-hari baginya. Mereka menganggap aneh ada sarjana dari perguruan tinggi terkemuka mau menempuh hidup di desa sebagai petani gurem.

“Kalau mau jadi petani, kan tidak perlu kuliah. Sayang banget gelar sarjana dan ijasah yang kamu dapat,” begitu sebagian ungkapan yang sering diterima pada waktu itu.

Satu hal yang sangat disayangkan, orang-orang yang sering mencemooh dan menyampaikan ungkapan bernada sinis justru adalah orang-orang yang berpendidikan dan cukup terpandang.

Sebagian besar warga masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya memang masih menilai kesuksesan seseorang berdasarkan pangkat, jabatan, dan harta.

“Saya hanya berdo’á agar suatu saat mereka bisa menyadari bahwa keputusan yang saya ambil dan tindakan yang saya tempuh adalah benar. Saya menyikapi semua hal itu dengan tenang.

Di sisi lain, saya juga sangat bersyukur, karena keputusan saya dalam bertani mendapat dukungan penuh dari keluarga,” urai bapak dua anak ini.

Memang tak banyak mahasiswa yang setelah sukses meraih gelar sarjana bersedia kembali pulang untuk membangun kampung halamannya.
Namun, Saein adalah satu di antaranya. Ia memobilisasi para petani untuk kembali ke pertanian organik yang ramah lingkungan.

“Ayah saya dan keluarga saya semuanya petani. Saya tahu suka duka hidup sebagai petani. Berbekal ilmu dari kuliah di IPB, dan pengalaman meneliti, akhirnya saya bertekad bulat pulang kampung. Itu terjadi tahun 1998,” ujar putra asli Bukateja, Purbalingga.

Begitu tamat dari IPB Bogor tahun 1995, ia bekerja sebagai peneliti di Balai Penelitian Padi Sukamandi, Bogor dengan status honorer.

Merasa bukan dunianya berkutat di laboratorium penelitian, akhirnya ia hanya bertahan setengah tahun, lalu menyatakan ke luar.

Selanjutnya ia pindah kerja sebagai tenaga lapangan di proyek Pengendalian Hama Terpadu (PHT) IPB.

Di tempat kerja terakhir itu, hanya bertahan dua tahun. 

Panggilan hatinya berkata, ingin pulang kampung, membangun bidang pertanian di desanya, Bukateja.

Berbekal sawah warisan dari orang tuanya seluas 0,8 hektar yang berada di Dusun Bukateja Kulon dan Gual Lele Desa Bukateja, Kecamatan Bukateja, Purbalingga, Saein hidup sebagai petani. Namun bukan sembarang petani biasa yang ia lakoni.

Tak bergantung pada bantuan pemerintah atau asing, ia merogoh koceknya sendiri yang ia sisihkan dari hasil tak seberapa sebagai petani untuk riset pupuk dan pestisida organik, serta bibit padi.

Bagi Saein, segala karya dan temuannya dicurahkan sepenuhnya untuk para petani di kampungnya. Saein berupaya mengembangkan pertanian ramah lingkungan, dengan membuat pupuk dan pestisida organik.

Perlahan namun pasti, ratusan petani di Bukateja kini banyak yang meniru langkah pria ini. Saein juga tak mengenal lelah untuk melakukan serangkaian penelitian di lapangan.
Yakni melakukan penyilangan beragam varietas padi unggulan yang menghasilkan 10 varietas padi baru.

Salah satunya diberi nama “Mutiara“, hasil persilangan padi Wulung dan Pandanwangi.
Diberi nama “Mutiara”, karena bentuk berasnya bulan lonjong seperti mutiara, dan warnanya mengkilat.

Varietas “Mutiara” temuan Saein ini memiliki sejumlah keunggulan. 

Yakni sangat hemat pupuk, tahan penyakit busuk daun, produksinya tinggi (rata-rata 6,7 ton per hektar dan produksi tertinggi 8,4 ton/hektar), butiran beras tidak mufah patah, tahan wereng, rasa nasinya pulen, dan rendemannya tinggi.

Untuk tingkat rendeman tinggi ini, jika diselep di mesin penggilingan padi, gabah 1 kwintal dari varietas padi “Mutiara” bisa menghasilkan 65-67 kg.

Tanpa bermaksud mengkomersialkan diri, dan tetap mengedepankan aspek sosial, bibit padi varetas “Mutiara” itu kini juga dijual di rumah Saein di Jl. Kecombron No. 2 RT/RW 02/VI Desa Bukateja, Kecamatan Bukateja, Purbalingga. Ia jual per kg seharga Rp 7000,-.

Sistem penjualannya secara gethok tular — dari mulut ke mulut. 

Mengingat Saein juga sering diundang untuk menularkan kepiawaiannya itu hingga ke berbagai kota seperti di Jogja, Jabar dan Jatim, maka varietas padi Mutiara itu pun kian dikenal.

Sayangnya, varietas padi itu belum bersertfikat.

Pria peraih penghargaan “Kehati Awards” tahun 2009 untuk Kategori Cipta Lestari Kehati mengaku, kendala biaya dan birokrasi yang menjadikan ia belum mengurus sertifikat untuk padi temuannya itu.

Sejumlah petani mengakui, berkat kiprah Saein, ratusan petani di Bukateja kini bisa merasakan manfaatnya.

Para petani pun tak segan menyediakan lahan uji coba secara gotong royong. Untuk Saein sendiri, dari 0,8 hektar lahan miliknya, sekitar 20 ubin digunakan untuk riset dan penelitian.

“Dari apa yang sudah saya lakukan, saya melihat kini kehidupan petani di lingkungan saya sudah terlihat lebih sejahtera, seiring makin berkurangnya ketergantungan mereka terhadap benih padi dan pupuk yang terus melambung mahal,” ujarnya.

Saein memang sosok petani intelek yang tak kenal lelah.

Ia yang belakangan tinggal di Desa Penaruban, Kecamatan Kaligondang, Purbalingga, istrinya Sri Lestari asli Desa Penaruban, setiap hari harus bolak-balik sejauh kurang lebih 30 km pulang pergi, demi untuk memajukan pertanian di wilayah Kecamatan Bukateja dan sekitarnya. Ia pun terus melakukan riset dan penelitian.

Bukan untuk mencari pengakuan diri, tapi semata-mata untuk kemandirian para petani di sekelilingnya.

“Jalani hidup apa adanya. Hidup itu ibadah. Saya ingin mengamalkan ilmu itu sebagai ibadah, demi memajukan nasib petani di lingkungan saya,” ujar peraih penghargaan Liputan 6 Awards – SCTV tahun 2011 untuk kategori “Inovasi”.

Saein juga memiliki kesenangan bila saat mendapatkan hasil panen yang bagus. Selain itu juga apabila bisa membantu sesama petani dalam mendapatkan solusi atas permasalahan yang dihadapi. 

Apabila rekomendasi atau anjuran yang diberikan ternyata dijalankan oleh petani dan terbukti membuahkan hasil, maka hal itu menjadi kepuasan tersendiri.

BIODATA
 
Nama Lengkap : Saein
Tempat / Tanggal Lahir : Purbalingga, 27 Juni 1970
Alamat rumah : Pernadiwirya, RT 02 / RW VI, Desa Penaruban
Kec. Kaligondang, Kab. Purbalingga. Kode Pos : 53391
Jl. Kecombron No.2, RT 02 / RW VI, Ds. / Kec. Bukateja, Kab. Purbalingga.
Keluarga*):
Istri Sri Lestari Guru PAUD
Anak ke-1 Mufidatul Khoiriyah / Ufi (P) : 5 thn
Anak ke-2 Arifah Misna Sofiyani / Sofi (P) : 2 thn
Pendidikan:
Dari tahun 1977 s/d tahun 1984 SD Negeri 5 Bukateja
Dari tahun 1984 s/d tahun 1987 SMP Negeri 1 Bukateja
Dari tahun 1987 s/d tahun 1990 SMA Negeri 1 Purbalingga
Dari tahun 1990 s/d tahun 1995 Institut Pertanian Bogor (IPB) Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. ( XALL )
Pendaftaran Online SBMPTN  Mulai Dibuka

TRANSPARANSY.COM, MEDAN, 
– Mulai Senin (11/5) pukul 08.00 WIB, Calon Mahasiswa yang ingin masuk PTN sudah bisa mendaftar Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN)  secara online.  Pandaftaran  berlangsung sampai dengan 29 Mei 2015 pukul 22.00 WIB.

” Seleksi bersama dalam penerimaan mahasiswa baru di lingkungan PTN melalui ujian tertulis secara serentak yang selama ini telah dilakukan menunjukkan berbagai keuntungan dan keunggulan, baik bagi peserta, PTN, maupun bagi kepentingan nasional. Bagi peserta, seleksi bersama menguntungkan karena lebih efesien, murah, dan fleksibel. Hal ini dikarenakan adanya mekanisme lintas wilayah, ” ujar Ketua Umum Panitia Pusat SBMPTN Rochmat Wahab melalui Ketua Panitia Lokal (Panlok) Medan USU  Zulkifli Nasution, hari ini.

Selama ini, kata Zulkifli dalam melaksanakan SBMPTN, yaitu seleksi penerimaan mahasiswa baru melalui ujian tertulis atau kombinasi hasil ujian tertulis dan ujian keterampilan, maka pada Tahun 2015 Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) tetap menyelenggarakan SBMPTN, yang dapat diikuti oleh siswa lulusan tahun 2013, 2014, dan 2015 dari pendidikan menengah (SMA/MA/SMK/MAK) dan sederajat, termasuk Paket C.
” Ujian tertulis menggunakan soal ujian yang dikembangkan sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan reliabilitas dan validitas yang memadai. Soal Ujian tertulis SBMPTN dirancang untuk mengukur kemampuan dasar yang dapat memperediksi keberhasilan calon mahasiswa di semua program studi, yakni meliputi potensi akademik, penguasaan bidang studi dasar, bidang sains dan teknologi (saintek) dan/atau bidang sosial dan humaniora (soshum). Selain mengikuti ujian tertulis, peserta yang memilih program studi Seni dan/atau Keolahragaan diwajibkan mengikuti ujian keterampilan,”  ungkapnya.
Tujuan pelaksanaan SBMPTN lanjut Zulkifli adalah mencari dan menjaring calon mahasiswa yang diprediksi mampu menyelesaikan studi di perguruan tinggi dengan baik. Memberi peluang bagi calon mahasiswa untuk memilih lebih dari satu PTN lintas wilayah. Ketentuan Umum, SBMPTN 2015 adalah mekanisme seleksi masuk PTN yang ditetapkan berdasarkan hasil Ujian Tertulis atau kombinasi hasil Ujian Tertulis dan Ujian Keterampilan yang dilaksanakan secara serentak di Seluruh Indonesia.
” Persyaratan Pendaftaran, bagi siswa lulusan tahun 2013 dan 2014 harus sudah memiliki ijazah. Bagi siswa lulusan tahun 2015 telah memiliki Surat Keterangan Lulus Pendidikan Menengah, sekurang-kurangnya memuat informasi jati diri dan foto terbaru yang bersangkutan dan dibubuhi cap yang sah.
Persyaratan penerimaan di PTN, lulus SBMPTN 2015, memiliki ijazah asli pada pendidikan menengah, memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh PTN yang bersangkutan, khusus bagi lulusan sekolah luar negeri non Sekolah Republik Indonesia harus memiliki ijazah yang telah disetarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI,” kata Zulkifli.
Tata cara pendaftaran lanjutnya, dilakukan secara online yang secara lengkap dapat dilihat pada laman http://pendaftaran.sbmptn.or.id. Tata cara pengisian borang pendaftaran ujian tertulis dan keterampilan dapat diunduh (download) dari laman http://download.sbmptn.or.id.
Jenis ujian terdiri atas, Ujian Tertulis dengan materi antara lain Tes Kemampuan dan Potensi Akademik (TKPA) dan beberapa materi lainnya, sedangkan ujian keterampilan diperuntukkan bagi peminat Program Studi bidang Ilmu Seni dan Keolahragaan.
Kelompok Ujian SBMPTN terbagi menjadi tiga yaitu: Kelompok Ujian Saintek, Kelompok Ujian Soshum, dan Kelompok Ujian Campuran. Setiap peserta dapat mengikuti atau memilih salah satu dari ketiga Kelompok Ujian tersebut.
” Peserta dapat memilih program studi sebanyak-banyaknya tiga program studi dengan ketentuan, jika program studi yang dipilih semuanya dari kelompok saintek, maka peserta harus mengikuti Kelompok Ujian Saintek. Jika program studi yang dipilih semuanya dari kelompok soshum, maka peserta harus mengikuti Kelompok Ujian Soshum, demikian juga bila program studi yang dipilih terdiri dari kelompok saintek dan soshum, maka peserta harus mengikuti Kelompok Ujian Campuran. Ketentuan lainnya menyangkut pilihan program studi, dan termasuk informasi tentang program studi dapat dilihat pada laman http://www.sbmptn.or.id.” ungkapnya.

Graha Kirana Mendukung Program Pemerintah Bangun Properti Menengah di Medan




TRANSPARANSY.COM - Medan.

Seiring dengan Program Pemerintah untuk membangun Rumah Murah bagi kalangan Menengah ke Bawah dan tingginya potensi perkembangan bisnis properti di Medan dan sekitarnya, salah satu developer nasional, PT Graha Kirana Development mulai masuk dan menyasar pasar kelas menengah ke bawah mulai tahun ini.

Hal itu juga sebagai komitmen developer dalam mendukung prorgam sejuta rumah murah yang dicanangkan pemerintah beberapa waktu lalu.

Hal ini dibuktikannya dengan diluncurkannya produk properti terbaru Perumahan Kirana Garden dengan Cluster Gardenia dan Cluster Magnolia dengan harga mulai Rp117 juta.

Proyek tersebut akan menempati lahan seluas 12 hektare sebanyak kurang lebih 1.000 unit rumah dan ruko sekaligus tempat tinggal (RTT).

Perumahan tersebut berada di Medan Johor-Simalingkar dengan kawasan di dua area yaitu Medan dan Deliserdang.

Direktur Utama PT Graha Kirana Development Novi Imelly mengungkapkan,dirinya sangat yakin bahwa kondisi bisnis properti di Kota Medan, khususnya perumahan menengah ke bawah dalam kurun waktu 1 tahun terakhir terus menunjukkan perkembangan.

"Kami yakin dan percaya, serta sangat optimis, peluncuran Cluster Gardenia dan Cluster Magnolia akan dapat menarik minat pasar properti di Kota Medan.

Terbukti permintaan berbagai produk properti yang diluncurkan Kirana Garden baik rumah dan ruko mendapat respon positif dari konsumen," ujarnya saat soft launching perumahan Cluster Gardenia dan Cluster Magnolia, serta peresmian kantor pemasaran Graha Kirana Development di Medan, Sabtu akhir pekan lalu.

Pada tahap awal, Kirana Garden meluncurkan Cluster Gardenia dan Cluster Magnolia yang terdiri dari lebih kurang 200 unit hunian.

Sedangkan dalam keseluruhan tahapan pembangunan, perseroan berencana akan membangun 6 cluster perumahan dan komersial.

Dalam waktu dua minggu, Cluster Gardenia telah habis terjual sebelum soft launching dan Cluster Magnolia telah terjual 60 persen.

"Hal tersebut menunjukkan bahwa pengembangan produk properti di Kota Medan memiliki prospek pasar yang baik," ungkapnya.

Untuk lebih menarik konsumen, lanjutnya, dalam peluncuran awal perumahan Kirana garden ini memberikan harga jual yang fantastis dengan harga yang ditawarkan Rp117 juta per unit.

Mendukung program pemerintah sejuta rumah, Kirana Garden menawarkan program FLPP pada cluster 1 untuk tipe 36 dan rumah tipe 36 lux, serta tipe 45 lux pada cluster dua dan selanjutnya.

CEO Kirana Garden, Ida Bagus Ketut Kusumajati mengungkapkan, pihaknya optimistis dalam beberapa waktu ke depan, bisnis properti di Medan, termasuk Deliserdang bakal mengalami perkembangan signifikan. "Kebutuhan akan tempat tinggal semakin meningkat," ungkapnya.